Friday, December 04, 2009

WABUP REMIGO YOLANDO BERUTU, MBA SERAHKAN BANTUAN GILINGAN KOPI


Pakpak Bharat, GETA_PAKPAK.COM
Wakil Bupati Kabupaten Pakpak Bharat Remigo Yolando Berutu, MBA serahkan bantuan gilingan kopi kepada masyarakat. Serahterima fasilitas peningkatan perekonomian masyarakat tersebut secara simbolis dilaksanakan di Balairong Jambu Buah Rea Kecamatan Siempat Rube Pakpak Bharat pada, Rabu, 02/12 yang dihadiri oleh Kadis Perindagkop Bistok Manik, Ripmo Padang Dinas Perindagkop, Camat STTU JULU Jalan Berutu, Camat PGGS P. Habeahan, Camat Siempat Rube, para Kepala Desa, tokoh masyarakat serta masyarakat penerima bantuan sejumlah 60 unit gilingan kopi dan satu unit gilingan jagung yang berlangsung dengan sukses.
Dalam sambutannya Remigo Yolando Berutu, MBA mengungkapkan bahwa pemberian bantuan peralatan tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penguatan modal dan kemudahan bagi masyarakat petani. Namun ia menegaskan bahwa pemberian bantuan tersebut harus lebih dimaknai sebagai motivasi dan dukungan kepada masyarakat untuk semakin bekerja keras dalam meningkatkan taraf hidupnya. Selain itu diharapkannya dengan adanya bantuan-bantuan seperti yang telah diserahkan tersebut akan dapat semakin memperkokoh ekonomi masyarakat local dengan mengisi seluruh kebutuhan masyarakat dengan produksi local.
“Saya mau apa yang dijual di pecan-pekan kita di Pakpak Bharat seperti sayuran, tomat, kopi, jagung dan lain-lainnya itu berasal dari pertanian masyarakat kita, sehingga seluruh gerakan perekonomian kita dapat semakin bergairah serta menguntungkan bagi seluruh masyarakat kita.” Ungkapnya. Dilain pihak ia mengingatkan bahwa bantuan apapun yang diserahkan oleh pemerintah akan menjadi sia-sia jika masyarakat itu sendiri tidak memiliki keinginan untuk bangkit dan mengembangkan apa yang telah diberikan oleh pihak Pemerintah.
Hal yang sama disampaikan Kadis Perindagkop Bistok Manik, bahwa pemberian bantuan berupa peralatan penggilingan kopi tersebut hanya bersifat stimulant untuk meningkatkan kerja keras serta motivasi bagi masyarakat dalam meningkatkan seluruh hasil pertanian dan pengelolaan hasil-hasil bumi masyarakat local dalam menggerakkan ekonomi rakyat. @

Remigo Yolando Berutu, MBA Sumbang Rp. 15 Juta Masyarakat Pagindar Penderita Kelainan Anus

Pakpak Bharat, GETA_PAKPAK.COM
Remigo Yolando Berutu, MBA Sumbang penderita kelainan anus putri dari Parsaoran Padang masyarakat Kecamatan pagindar kabupaten Pakpak Bharat di Rumah Sakit Umum Adam Malik Medan untuk operasi ke tiga. Sumbangan tersebut disampaikan langsung oleh Bapak Remigo Yolando Berutu, MBA sejumlah Rp. 15.000.000,- (Limabelas JutaRupiah) sebagai bentuk keprihatinan beliau terhadap keberadaan sang putri Parsaoran Manik yang ksehariannya hanya hidup sebagai petani sederhana di pedalaman Pagindar Pakpak Bharat.
Remigo Yolando Berutu, MBA yang merupakan putra bungsu dari Dermawan Alm. Drs. Valentine Berutu itu kepada wartawan, (03/12) mengungkapkan keprihatinannya atas keadaan si anak yang memiliki lubang anus (red=lubang dubur) di bagian pingganggnya itu. Sumbangan tersebut diserahkannya pada 29/11 yang lalu sekira pukul 21.00 WIB yang didampingi oleh Bapak Sonny P. Berutu, STh, Muda M. Banurea dan Tumbur Berutu. Dikatakannya bantuan tersebut semata-mata hanya untuk sekedar membantu penderitaan si anak serta melihat keadaan ekonomi keluarga yang masih memperihatinkan.
Hal yang sama disampaikan oleh Bapak Sonny Berutu bahwa selaku sesame manusia dan khususnya sebagai salah seorang pimpinan Pemerintahan di Kabupaten Pakpak Bharat secara pribadi Bapak Remigo Yolando Berutu, MBA cukup merasakan penderitaan yang menimpa putri dari Bapak Parsaoran Padang yang pada saat pemberian bantuan tersebut masih merupakan upaya pengobatan dengan operasi tahap ketiga. Diharapkannya dengan diserahkannya bantuan tersebut pihak keluarga akan dapat terbantu walaupun dengan bantuan yang masih seadanya melihat kondisi penderitaan si anak.
“Kita dan khususnya Bapak Remigo Yolando Berutu, MBA sangat prihatin dan benar-benar merasakan penderitaan si anak dengan kondisi yang sedemikian, namun Tuhan memiliki kuasa dan cara tersendiri bagi setiap umat-Nya jadi kita harus tetap tabah dan terus berupaya selaku teman, sahabat dan sesame umat manusia” ungkap alumni Sarjana Theologia Universitas nomensen itu. @

JANGAN MALAH LEBIH TAKUT KEPADA REKANAN

Pakpak Bharat, GETA_PAKPAK.COM
Sejumlah pekerjaan yang dikerjakan oleh rekanan dengan kwalitas yang kurang baik khususnya pada pekerjaan-pekerjaan yang tertampung pada anggaran daerah diharapkan dapat semakin ditingkatkan. Hal tersebut dikatakan oleh pemerhati pembangunan Pakpak Bharat W. Tumangger kepada wartawan di Sekretariat Ikatan wartawan Pakpak Bharat (IWPB) Kabupaten Pakpak Bharat Jl. Utama Perkantoran pemkab Pakpak Bharat Delleng Sindeka pada, Jumat, 04/12, menanggapi seputar informasi yang menganggap pengawas lebih takut kepada rekanan daripada kepada pimpinannya.
“Kita minta para pengawasa pekerjaan jangan malah lebih takut kepada rekanan daripada kepada pimpinannya khususnya kepada pertanggungjawabannya sendiri kepada hokum dan Tuhannya” ungkapnya menerangkan. Ia menilai sejumlah pekerjaan yang belum memiliki kwalitas yang memadai harus kembali mendapat perhatian khususnya pekerjaan-pekerjaan yang sangat vital seperti jalan umum dan fasilitas lain yang sifatnya berhubungan erat dengan kepentingan umum. Sekaitan dengan itu Pak Tumangger juga mengharapkan kepada penegak hokum untuk lebih proaktif dan sinergi dengan pihak-pihak pengawas pekerjaan pemerintah untuk mencapai suksesnya pembangunan yang digulirkan oleh phak Pemerintah baik pusat, propinsi maupun oleh Pemerintah daerah Pakpak Bharat. @

JALAN HOTMIX PEKAN SALAK – TELANGKE NYARIS TAK BISA DILALUI KENDARAAN RODA EMPAT


Pakpak Bharat, GETA_PAKPAK.COM
Jalan Hotmix Pekan Salak melalui Dusun Telangke Desa Salak Satu Kecamatan Salak Pakpak Bharat, yang baru dibangun sekitar satu tahun kini sudah nyaris tidak bisa lagi dilalui kendaraan roda empat khususnya jenis kendaraan-kendaraan kecil. Pasalnya jalan hotmix tersebut kini sudah mengalami kerusakan yang cukup parah setelah dilalui oleh kendaraan-kendaraan berat bermuatan bahan-bahan bangunan beberapa minggu yang lalu. Menurut pemantauan wartawan pada Jumat, 04/12 nampak jalan homix tersebut sudah dipenuhi dengan lobang-lobang besar yang terdapat di beberapa titik bekas remukan roda kendaraan berat.
Struktur tanah yang labil dan suasana lembab akibat turunnya hujan yang terjadi beberapa minggu terakhir di kawasan tersebut turut menjadi penyebab hancur nya seluruh badan jalan tersebut. Sementara hingga berita ini diturunkan Dinas/instansi terkait belum melakukan upaya apapun terhadap jalan tersebut sehingga beberapa hari mendatang sangat dimungkinkan jalan tersebut tidak akan lagi dapat dilalui kendaraan karena dipastikan akan dipenuhi dengan lobang dan genangan air sepanjang jalan tersebut. @

Thursday, November 19, 2009

PEMKAB PAKPAK BHARAT BERANGKATKAN 40 KEPALA SEKOLAH STUDI BANDING KE BANDUNG


Pakpak Bharat,
Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat berangkatkan 25 Kepala Sekolah Dasar (SD) dan 15 Kepala Sekolah SMP. Studi banding tersebut berlangsung selama 2 hari dengan dua gelombang yang didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan, Kabid Pendidikan Dasar Abidin Tumangger, Kabid Pengembangan tenaga Kependidikan Losmar Berutu, Komisi C DPRD Kabupaten Pakpak Bharat Juanda Banurea mendampingi Kepala Sekolah SD dan Midun Angkat mendampingi rombongan Kepala Sekolah SMP.
Pada Gelombang pertama yang berlangsung pada 11-12 November 2009 diikuti oleh Kepala Sekolah SD berkunjung ke SD 22 Banjar Sari Bandung. Drs. Hotler Sinamo Kadis Pendidikan kepada wartawan (19/11) melalui telefon selularnya mengatakan bahwa kegiatan studi banding tersebut dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan para tenaga pengajar di kabupaten Pakpak Bharat. disamping itu melalui studi banding tersebut kedepan diharapkan sekolah-sekolah di Kabupaten Pakpak Bharat akan dapat lebih mampu meningkatkan kwalitas para lulusan sekolah-sekolah tersebut. “Dengan melihat dan berkomunikasi langsung serta belajar bersama dengan para guru sekolah-sekolah favorit di Bandung tersebut kita harapkan kelak para Kepala Sekolah akan menerapkan kelebihan-kelebihan yang didapat tersebut di Kabupaten kita” ungkap alumni Strata Dua Universitas Nomensen itu.
Sementara Gelombang kedua studi banding yang berlangsung pada 19-20 November 2009 didampingi langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Wakil Bupati Pakpak Bharat Remigo Yolando Berutu, MBA itu mengunjungi SMP 5 Bandung dan SMA 5 serta SMA 3 Bandung yang merupakan salah satu sekolah terbaik di kota tersebut. Kegiatan studi bandung yang juga berlangsung selama dua hari tersebut juga dimaksudkan sebagai salah satu upaya peningkatan kemampuan guru dan Kepala Sekolah Tingkat Menengah.
Wakil Bupati Pakpak Bharat Remigo Yolando Berutu, MBA kepada wartawam melalui telefon selularnya (19/11) mengungkapkan harapannya atas kegiatan tersebut dengan menekankan pentingnya peningkatan pengetahuan para Guru dan khususnya para Kepala Sekolah dalam mengembangkan pendidikan di Kabupaten Pakpak Bharat. “Kita sangat mengharapkan dengan adanya kegiatan ekspansi ini dapat memberikan pengetahuan baru dengan apa yang dilihat dan didengar serta dilakukannya di sekolah-sekolah favorit di Bandung kelak dapat dilakukan di Kabupaten Pakpak Bharat” ungkapnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Kabid Dikdas Abidin tumangger bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut merupakan salah satu terobosan dalam peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Pakpak Bharat. sekaitan dengan itu para Kasek yang telah menimba ilmu keluar daerah tersebut ketika kembali ke Kabupaten Pakpak Bharat dapat membagi dan merealisasikan ilmu tersebut untuk kemudian memberikan bukti maupun hasil dari kegiatan yang sepenuhnya dibiayai oleh Pemerintah itu. ( Saut Boangmanalu )

Monday, November 16, 2009

"BANA LEBBE'


“BANA LEBBE!”
(Refleksi Dinamika Sisi Kehidupan Masyarakat Pakpak Bharat)
Oleh:  Muda Banurea


Di Salak khususnya, atau bahkan mungkin di Pakpak Bharat umumnya, judul diatas merupakan salah satu ungkapan popular ditengah-tengah masyarakat khususnya usia paruh baya kebawah.. Manakala melihat seseorang sedang mendekati atau mencapai sukses, saat orang mendapatkan rezeki-rezeki tambahan misalnya diterima jadi PNS, atau saat orang baru saja membeli sepesa motor baru, membangun rumah dll. Secara bebas ia dapat diterjemahkan, “biarlah gilirannya dulu…!”. Ketika ungkapan itu terdengar ada motivasi yang tersirat. Tunggu masanya, pada saatnya kami juga akan mendapatkan kesempatan yang sama. Demikian kira-kira  yang bisa ditangkap oleh pendengar. Namun jika mengamati secara cermat mimik orang yang mengucapkannya, maka kesan positif demikian menjadi sirna. Sebab pengungkapan kata-kata tersebut cenderung dibarengi dengan mimik sinis, bahkan mungkin apatis. Sehingga” Bana lebbe…”dapat berubah mencerminkan kecemburuan, antipati atau lebih jauh menjadi “Cian”. Perlu pula diketahui bahwa pembicaranya mengupayakan agar target atau orang yang dimaksud tidak sampai mendengarnya.
Budaya kurangnya pengakuan terhadap kemampuan orang lain bagi masyarakat Pakpak agaknya masih sangat melekat. Memuji secara eksplosif merupakan barang langka. Bertepuk tangan saat orang lain menunjukkan kemampuannya didepan publik demikian mahal harganya. Kemampuan atau kelebihan orang lain tidak dipandang sebagai sesuatu referensi dalam mengeksploitasi kemampuan dirinya. Sehingga tidak perlu dikagumi, dipuji atau menjadi kebanggaan publik. Bagi pemilik kemampuan lebih pada akhirnya juga cukup disimpan bagi dirinya sendiri, dan tidak perlu ditranformasikan kepada orang lain. Tragisnya lagi ia menjadi kehilangan motivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Bagi orang lain hanya mampu melahirkan “cian”, “ceggo ate” (sirik). Persaingan dalam arti positif sulit ditemukan, daya juang lemah dan keinginan berubah menjadi lebih baik miskin. Mungkin pandangan ini terlalu apriori dan skeptis, meskipun fakta sosial yang ada mampu memperlihatkan beberapa pembuktian. Dan akibatnya jika kondisi seperti itu benar adanya, maka “bana lebbe…” dalam keseharian mungkin akan  lebih banyak dimaknai secara negative.
“Bana Lebbe…”, seyogianya dapat diartikan sebagai satu motivasi untuk bisa bangkit, otokritik terhadap usaha yang telah kita lakukan namun belum membuahkan hasil, sarana belajar memperbaiki kekurangan dan ketertinggalan yang kita miliki dan mempelajari apa yang dilakukan orang lain sehingga dapat berhasil. Kata-kata ini tidak perlu secara ekstrim harus dihilangkan dalam keseharian kita, tetapi lebih dari itu adalah menggeser pemaknaan kearah positif, sehingga pada akhirnya menjadi “banta nola”. Jika tidak maka pertanyaan yang akan muncul adalah “dahari asa banta…..?? (red- kapan akan giliran kita?). pakpak / pasabremopakpak.blogspot.com  / 

Thursday, November 12, 2009

Ikuti Terus Portal Ini

SELAMAT DATANG DI BLOG GETA PAKPAK